Cilukba…. Ekspresif di ruang seni milik SUKARNI bersama Rosa
Hanny..bagaimana bisa? Tenang. Semua itu hanya ilusi.
Kak Dila duduk santai bareng Mr. Bean di SUKARNI
Dek Desyta berpura-pura naik perahu di SUKARNI
Rosa dan Masita – Dua orang yang dulu sering aku minta tolong buat bantu garap tugas. Mereka mau sempatkan waktu ke kos (lama).
Mashita dan Rosa lagi sangat akur sampai tiup lilin bareng. Ini ketika Rosa ultha.
Senyum maksa sih?
Berfoto sama dek Desyta di atas bianglala milik SUKARNI
Action, girls…
Action, girls…
Menu besar untuk kami setelah menelusuri berbagai wahana di SUKARNI. Yummy…
Aku, kak Dila, dan Rosa sedang berekspresi super aneh
Ampun!!!! Stop looking at us!!!
Keluarga
Senyumlah karena kita tidak tau bahwa ada yang bahagia karena senyuman kita. Ea…
Makan bareng di Heerlijk Gelato Surabaya
Ketika kami keluar bareng
Dari Kiri (Hanny, Ummah, Okta, Desyta, kak Dila, dan Rosa)
Ketika aku kali pertama tinggal di kos, aku sempat menjadi korban “bully“ yang menurutku mereka tak mempan lama-lama bersikap begitu padaku dan kos untuk kedua kalinya (kos baru) aku menemukan sebuah keluarga.
“Sebelum dipertemukan dengan orang-orang baik, Tuhan akan menunjukkanku orang-orang yang tak baik“
Di Surabaya aku menemukan keluarga baru yang terdiri dari teman-teman seperjuangan. Kebetulan hanya ada 4 kamar di kos. Di sana ada Hanny, Fama, Rosa, Selfi, Desyta, kak Dila dan aku. Mereka berasal dari berbagai daerah diantaranya Blitar, Ponorogo, Lamongan, dan Sidoarjo (kota kelahiranku). Hari demi hari kita jalani seperti anak kos pada umumya, saking berkesannya aku tak mau memori ini lenyap oleh waktu. Oleh karena itu, aku menuliskan kisah kita agar bisa menjadi bukti kebersamaan kita memang pernah ada.
Jurusan Jerman tentu menjadi dominan di kos kami, ada 4 mahasiswa jurusan Jerman, 1 jurusan sendratasik, dan 2 jurusan design grafis. Walaupun berbeda jurusan, kami tetap bisa menyatu, saling belajar beradaptasi, dan saling belajar bermasyarakat sebelum benar-benar terjun di lingkungan masyarakat luas. Beberapa peraturan serta piket pun kami musyawarakan bersama seperti piket memasak, piket menyapu, piket menguras bak kamar mandi, dan piket membuang sampah.
Pagi dini hari setelah salat Shubuh anak kos yang sedang piket harus melawan rasa kantuk menuju tempat penjual bahan makananan seperti sayur-mayur serta lauk pauk untuk dimasak dan disantap anak satu kos. Lokasi berbelanja lumayan dekat sehingga bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Sekitar 5 menit saja sudah sampai. Perjuangan belum berakhir sampai di sini. Bukan tempat belanja namanya kalau tidak ramai dengan para ibu-ibu. Biasanya kita sebagai anak kos (yang mencoba mengalah) menunggu beberapa ibu mendapatkan barang belanjaannya. Tak jarang juga ibu-ibu saling sahut-menyahut ke penjual agar mereka dilayani terlebih dahulu. Mas Ji (nama penjual langganan kami) selalu dibuat bingung. Jadi, kami butuh sekitar 20-30 menit alias hampir setengah jam untuk berbelanja meskipun kami hanya membeli tahu, tempe, sayur-mayur, dan beberapa bahan makanan lainnya.
Setelah selesai belanja, mulailah bereksperimen. Anak-anak koslah yang menjadi kelinci percobaan menyantap hasil eksperimen. Entah masakan tersebut terlalu asin, hambar, terlalu manis, sangat pedas, atau campur aduk. Hahaha…Pokoknya masih layak konsumsi, tentu masakan tersebut habis. Jika tidak, maka sebaliknya. Kalau lagi masak pagi hari anak-anak kos lainya ada yang masih salat Shubuh, ada yang main leptop (kerjain tugas dosen atau main game), dan yang sering ditemui ialah kembali tidur-tiduran.
Satu moment yang dinanti, makan. Bagaimana tidak, aroma masakan sudah mulai menyebar ke berbagai ruangan. Yang lapar otomatis tergerak untuk mengambil piring lengkap dengan nasi dan lauk, yang tidur mulai membuka mata dan mengikuti jejak temannya untuk makan. Akhirnya satu kos makan bersama ditemani dengan berita pagi di TV. TV itu milik salah seorang teman kos. Obrolan hangat pun dimulai, sarapan pagi yang hangat dan nikmat pun bersama-sama kita santap. “Gute Mahlzeit“ (Selamat makan dalam bahasa Jerman)
**
Kami berbeda dan setiap dari kami unik.
**
Akan aku perkenalkan satu per satu dari mereka, beberapa hal yang aku ingat dari mereka, beberapa hal yang terkadang mengingatkan pada kekesalan, kegokilan, kegilaan, keasyikan, kebersamaan, keseruan, keunikan dll.
Rosadiana sebutan gadis asal Lombok ini. Julukan ini sebenarnya berasal dari kak Dila. Orang-orang di kampus sih suka memanggilnya kak Ros, namun lebih enak kalau panggil dia Rosa. Nama aslinya ialah Rosdiana. Gadis ini kalau sudah suka sama satu lagu, maka jangan heran kalau ia akan memutarnya berulang-ulang dalam sehari. Tak hanya sehari, bisa saja lebih. Sampai tetangga kamarnya hafal kalau lagu ini lagi “in“ untuk Rosa. Misalnya saja lagu barat yang berjudul Love Me like U do. Perlu tau juga bahwa ia sudah pernah menginjakkan kaki ke Jerman saat masih SMA. Cool kan? Memang aku akui juga kalau dia rajin. Tiada hari tanpa leptop dan surganya dia selama ini ialah “internet jos“ hehe Sebenarnya ini merupakan kiasan betapa senangnya internet Wifi gratis yang super cepat ada di hadapan.
Rosa ini suka banget yang namanya download e-book. Ada banyak sekali download-an di dalam leptopnya. Selain e-book, ada banyak lagu ataupun video yang sudah berhasil ia simpan. Aku juga tidak tau secara jelas apakah ia sudah membaca semua buku yang sudah didownload sebanyak itu? Hehe..Maka dari itu, Rosa sering diminta teman-teman untuk berbagi e-book maupun video, termasuk aku. Untungnya Rosa mau berbagi dengan kami, walaupun ia yang susah-susah download.
Cuek, jutek, dan dia emang terlihat tegar seperti wonder woman sekali. Beberapa sifatnya, menurutku. Tapi Rosa baik sekali. Tau dari mana? Rosa tidak jarang-jarang mengajariku bahasa Jerman (saat aku masih pemula), menjawab banyak pertanyaanku yang super “mbulet“ saat tanya struktur bahasa Jerman, membantu mengerjakan tugas dari dosen, rela pergi ke kos untuk belajar bersama Mashita, mau memberi banyak software di leptop yang belum aku punya, meminjami buku-bukunya yang aku butuhkan dan aku sukai, dan banyak lagi. Rosa punya cita-cita untuk menjadi seorang penerjemah, ucapnya dahulu. Dia juga ingin berkesempatan keliling dunia dan semoga nanti akan terwujud. Kini, Rosa sudah tidak di Surabaya lagi, tetapi sudah kembali ke kampung halamannya. Padahal, Rosa terkenal sebagai anak kos yang demen ada di kos. Ya, jelas saja. Rumahnya jauh dari kos. Kalau pulang kampung seminggu sekali Surabaya-Lombok rasanya juga waw. Jadi, saat akhir pekan atau liburan semester, ia jarang pulang.hmm… Jangan lupakan kami Rosa… Semoga bahagia dan sukses selalu…Kalau nikah undang-undang ya, tapi siapkan akomodasi perjalanan buat ke Lombok terlebih dahulu.
Dan sekarang berpindah ke Hanny…
Hanny…Hanny…Hanny… Ketika aku sedang mengucapkan kata Hanny secara langsung atau telepon, tentu ada saja yang beranggapan bahwa Hanny ialah sebutan untuk pujaan hati. Padahal, itu adalah sebuah nama dari salah seorang teman kos. Dia tinggal di Sidoarjo, tepatnya di daerah sekitar Juanda. Satu-satunya anak kos yang punya harddisk dengan banyak koleksi film, lagu, atau video-video hits.
“Mbak-mbak, ada film baru loh. Judulnya A, B, C dst. Aku juga punya film judulnya …,“ ujarnya.
“Ayo lihat bareng-bareng nanti ya,“ sahutan anak-anak kos.
Penggemar film horor ini punya adik, sedangkan adiknya adalah temannya adikku. Wah..Dunia memang lebarnya seperti daun kelor. Benar kata Si Pribahasa. Kami pun tak heran kalau beberapa percakapan kami tentang adik-adik. Menurutku, Hanny juga wonder women. Energinya lumayan banyak untuk sering pulang pergi ke Sidoarjo. Walaupun ia termasuk anak kos, ia pun juga sering pulang ke rumah di hari-hari efektif kuliah. Keesokan harinya ia berangkat dari rumah menuju ke kampus atau kos. Kalau aku pikir-pikir, badan pasti capai plus pegal semua apabila sering-sering seperti itu.
Cling…!Tiba-tiba di meja kos ada banyak makanan ringan seperti wafer, cokelat, nastar, dll. Sepulang dari kampus tiba-tiba meja penuh dengan banyak makanan, siapa sih yang membawa? Kita kan jadi senang sekali. Banyak tanya yang muncul dari anak-anak kos. Siang berlalu dan sore pun tiba. Semua anak kos sudah pulang dari kerja kelompok atau kuliah. Mereka berkumpul di kos. Akhirnya sebuah tanya sudah terpecahkan, “Hanny yang membawa“. Itulah sekilas kisah betapa senang kalau anak kos dibawakan makanan hehe (curhat colongan).
Hanny suka menolong. Aku dan anak-anak kos kalau buru-buru ngeprint tugas dosen pagi hari dan ingin tanpa antri panjang di tempat print, kita bisa ikut numpang ngeprint di Hanny, kalau pulsa lagi habis tapi malas untuk pergi ke seberang jalan, Hanny pun juga jualan pulsa. Dia seperti malaikat penyelamat disaat situasi genting. Satu hal yang aku ingat tentang Hanny ialah adiknya yang paling kecil, Sefia. Wajahnya imut sekali. Pernah terbayangkan dalam benakku membawanya pulang sebagai hiburan di rumah hehehe…
Oktober lalu Hanny, Rosa, dan Desyta baru saja diwisuda. Akhir-akhir ini Hanny sedang menggeluti dunia Jelly Art selain bekerja di kantor sebagai orang design grafis. Sukses dan sehat selalu Hanny. Semoga kita bisa berjumpa lagi dengan kesuksesan masing-masing…
Sekarang waktunya berbicara mengenai Desyta. Ngomong-ngomong Desyta, ia itu teman sekamarku. “Dek Desyta“ panggilku padanya. Ia berasal dari Sidoarjo, sama dengan Hanny dan aku. Sayangnya, kita jarang pergi dan pulang bareng ke Sidoarjo disebabkan ada ojek cinta yang sudah setia mengantar-menjemput Desyta. Hehehe (baca : pacarnya).
Bersyukur sekali Tuhan mempertemukan aku dengan teman sekamar seperti Desyta. Mengapa begitu? Ada banyak hal yang tidak bisa aku jelaskan semuanya. Salah satu contohnya, aku ini orangnya moody. Aku bisa jadi “heboh“ atau “diam“. Namun, Desyta bisa mengimbangi, bisa membuat aku kembali normal dan pastinya aku menjadi diri sendiri. Diam-diam pernah juga ia memergoki aku pas lagi menangis tersenduh, Ah tapi aku lupa apa penyebabnya. Puk..Puk..Puk.. Desyta bereksperimen menenangkan dengan menepuk pundak. Alhasil, aku malu dan malah tersenyum.
Si gadis mungil bernama Desyta ini jangan salah. Ia punya pengaruh besar bagi teman-temannya di kelas (jurusan design grafis). Ia ditunjuk sebagai sekertaris kelas yang suka ngobrak-ngobrak teman-temannya agar segera masuk kelas. Kalau Desyta datang telat, bisa dipastikan beberapa temannya juga akan masuk kelas agak telat. Untungnya Desyta jarang datang telat ke kampus.
“Meskipun dosennya sudah datang Mbak, teman-teman loh nunggu aku dulu baru mau masuk. Tidak tau tuh mereka,“ jelasnya padaku saat cerita dulu.
“Wah..mayak sekali hehehe,“ jawabku.
Ada satu kebiasaanku saat di kos membuat teman kamar kos jadi repot. Duh Desyta, maaf ya.Yap. Secara tak sadar aku tertidur ketika mengerjakan tugas di depan leptop. Leptop masih menyala lengkap dengan ces-an yang masih menancap di saluran dan aku sudah terbang melayang ke angkasa bersama mimpi-mimpi indah. Lenyap. Mata sudah tak bisa terjaga. Karena menurut beberapa orang aku banyak tingkah kalau tidur, maka teman sekamarku membereskannya. Tiba-tiba keesokan hari ketika aku membuka mataku untuk menyambut hari, Loh……!!!! Leptopku mana? Wah aku tertidur? Waduh…!!Wah pasti sudah diberesin semua sama Desyta huaaa… Saat itu adzan salat Shubuh berkumandang. Aku lihat di sebelah Desyta masih terlelap, sedangkan leptop dan ces-anku sudah berada di atas meja. Begini nih cerita-cerita banyak tugas, kejar ini itu, deadline.
Berlanjut ke Fama…
Dan sekarang aku bercerita tentang Fama. Haduh…Fama..Mahmaa..Ini salah satu anak kos yang menyebalkan kadang-kadang hehe Sukanya bikin “riuh, ricuh, dan heboh“ satu kos. Kalau mandi, ia jagonya buat ngehabiskan air. Sampai anak-anak kos turun tangan buat mengetuk berulang-ulang pintu kamar mandi agar aksinya menghabiskan air terhenti.
“Hey Fama, hemat air dong… kita semua juga belum mandi nih. Kalau airnya habis, kita mandi pakai apa? Yang hemat ya…,“ ujar kami tanda protes.
“Iya mbak, tenang…airnya masih banyak kok,“ tandasnya.
Suatu hari karena kekesalan sudah memuncak, aku pun pernah bertikai dengan Fama. Untung saja tidak sampai terjadi perang dunia kesekian. Masalahnya sepele, entah aku lupa apa penyebabnya. Dengan berjalannya waktu pun pertikaian memudar dan kembali normal. Sekarang aku sudah tak lagi tinggal di kos, kangen juga sama Fama. Akhir-akhir ini Fama sering menanyakan kabar melalui sosial media, mungkin saja dia lagi kangen.
“Ada apa nih anak?“ pikirku.
“Hai Mbak Ummah, bagaimana kabarnya?“
“Baik Fama, kamu?“
“Baik juga mbk. Gimana kerjaannya?“
“Baik-baik kerjaannya J,“
“Baguslah, semoga lancar,“
“Danke Fama. Kamu juga ya lancar kuliahnya,“
“Amiin“
Semua ada masanya, masa pertikaian dan masa perdamaian. Terkadang Fama yang menjengkelkan buat kami, mungkin terkadang aku juga sangat menjengkelkan buat orang-orang sekitarku. Hmm namanya juga manusia. Sekarang ini Fama sedang berjuang untuk menyelesaikan pendidikan bahasa Jerman. Sudah sejauh ini yang ia capai. Semoga sukses Fama, kurangi kalimat-kalimat mengeluh yang bisa meracuni otak. Aku salut kepada Fama karena satu hal, ia juga punya tekat besar untuk melawan rasa malas, rasa tidak percaya diri, dan rasa minder dengan menulis quotes di dinding kamar kosnya. Aku juga suka membaca kalimat-kalimat motivasinya itu. Namun, kalau pas Fama tau kalau aku sedang mengamati sederet motivasi dan mimpinya yang tertempel di dinding dan lemari pakaian, cepat-cepat ia menutupi dengan kedua tangannya.
“Jangan baca dong Mbak, aku malu“, papar Fama. Ah yasudalah, semoga hari-hari kamu bahagia selalu. Salam sukses Fama!
Berlanjut ke kak Dila…
Selanjutnya Deila Jasmil. Tak perlu banyak menjelaskan kak Dila, sudah ada di tulisan sebelumnya bersama 3 Tiger + Manager hehehe.. Penggemar Bruno Mars ini berasal dari Lamongan. Dia menjadi kakak kita satu kos. Semuanya panggil dia kakak alias Mbak. 😀
Ia tomboy tapi kalau diparasi sebagai cewek, ia terlihat cantik sekali. Mau coba? Nanti kalian tidak kedip. Hehehe Detik-detik terakhir aku masih berada di kos, kak Dila bisa dikatakan jarang di kos. Hatinya sedang berlabuh di paman Ofan. Siapa lagi ini? Rahasia….
Kalau kita ingin mau masak menu A, B, C dst esok hari, bisa konsultasi dan tanya-tanya ke kak Dila ini. Dia jago masak. Tanya-tanyanya free alias tanpa dipungut biaya. Dia merupakan penghuni pertama kos yang kita sebut Gangga (Gang tiga) ini.
Orangnya santai, kalem, dan luwes – tiga kata sifat yang bisa menggambarkan sosok kak Dila. Cuman sifat kalem kak Dila bisa berubah kalau lagi jengkel. Suara cempreng yang khas bisa menyamarkan kekalemannya sekilas. *peace
Sekarang ini kak Dila sedang berproses menuju kelulusan S1. Semoga semua lancar dan mulus sehingga satu demi satu mimipinya pun terwujud. Amiin. Salah satu mimpi besarnya yang pernah aku ketahui ialah pergi ke Swiss. Tetap semangat kak Dila. We love u :*
Dan terakhir…Selfi. Ia satu-satunya anak kos jurusan sendratasik. Ia punya suara emas. Jadi, tak salah kalau dia menekuni dunia tarik suara di kampus. Selfi seperti melodi yang menghidupkan kos pas lagi sunyi..hiyaaak.. (baca : cie). Sebelum ia pergi ke kampus atau sepulangnya dari kampus, ia selalu menyanyi. Mungkin ia sedang latihan menyanyi hehehe
Gadis ini suka menonton drama-drama yang ujung-ujungnya mengambil tisu untuk mengusap air matanya (seingetku sih begitu :p) Ia sangat perasa kalau sedang liat film. Selfi merupakan anak kos yang telah mengganti nama kak ros (rosdiana) menjadi Mbak Ros. Entah, kami yang mendengar terasa asing, tetapi kita paham kalau yang menyebut Mbak ros berarti ia adalah Selfi.
Meskipun ia masih berstatus mahasiswa, jangan salah Selfi sering diminta untuk manggung alias nyanyi. Untuk apa? Untuk banyak acara di sekitar kampung halamnnya. Jadi, tak jarang dia harus pulang untuk memenuhi undangan tersebut. Ya, semoga sukses selalu. Apabila suatu saat menjadi penyanyi terkenal atau artis termansyur, jangan lupakan kami sebagai teman kosmu. Apa kita perlu meminta tanda-tanganmu terlebih dahulu ya sebelum kamu naik daun, Selfi? hehe
Akhirny, kita sampai di akhir cerita. Meski tak semua kisah dan kenangan terangkum dalm tulisan ini, semoga bisa mewakili waktu kita bersama. Semoga kita tetap menjadi keluarga dan tetap keep in touch ya… See you J MUACH
Ummah
Dari Kiri (Hanny, Ummah, Okta, Desyta, kak Dila, dan Rosa)
Ketika kami keluar bareng
Makan bareng di Heerlijk Gelato Surabaya
Senyumlah karena kamu tidak tau ada yang bahagia setelah melihat senyumanmu..Hiyaaa
Ampun!!!! Stop looking at us!!
Aku, kak Dila, dan Rosa berekspresi aneh
Menu besar untuk kami setelah menjelajahi wahana di SUKARNI
Cilukba…. Ekspresif di ruang seni milik SUKARNI bersama Rosa
Hanny..bagaimana bisa? Tenang. Semua itu hanya ilusi.
Kak Dila duduk santai bareng Mr. Bean di SUKARNI
Dek Desyta berpura-pura naik perahu di SUKARNI
Rosa dan Masita – Dua orang yang dulu sering aku minta tolong buat bantu garap tugas. Mereka mau sempatkan waktu ke kos (lama).
Mashita dan Rosa lagi sangat akur sampai tiup lilin bareng. Ini ketika Rosa ultha.
Senyum maksa sih?
Berfoto sama dek Desyta di atas bianglala milik SUKARNI
Action, girls…
Action, girls…
Menu besar untuk kami setelah menelusuri berbagai wahana di SUKARNI. Yummy
Aku, kak Dila, dan Rosa sedang berekspresi super aneh
Keluarga
Ampun!!!! Stop looking at us!!!
Senyumlah karena kita tidak tau bahwa ada yang bahagia karena senyuman kita. Ea…
Hanny..bagaimana bisa? Tenang. Semua itu hanya ilusi.
Keluarga
Selfi –
Fama pas lagi ultha.